"Kata adalah senjata" -Subcomandante Marcos-

Saturday, March 22

Reveals India (2)



A>> Aris. Y>> Yahya. I>> Orang india. P>> Penumpang. S>> Sopir. K>> Kondektur.

sengaja-nggak sengaja, ketemu aris setelah habis sholat jumat di deccan corner.

A:"piye rencanane saiki?"
Y:"MG road.."

Rencana ke MG Road emang sudah sejak beberapa hari yang lalu, pengen beli titan -arloji-. nggak semua perlu saya ceritakan, hanya bagian yang unik saja -jadi inget prakash dengan huffmannya-.

Y: "numpak bis wae tho?"
A: "yo, nang terminal deccan wae"

kami berdua -wuih, kayak apa aja- menuju deccan terminal. sesampai di sana, aris menuju ke seseorang.

A: "what bus is going to pune station?".kira-kira maksutnya seperti itu, saya nggak terlalu menyimak.
I: sambil menggerakkan tangannya, menunjuk tempat yang dimaksud. " mmm, just go to traffic light, left.."
A: "oo..no bus in here". memastikan.
I: "ya..you want to go to pune station ha? just go there then left."
A: "oke thanks"

sesampai di tempat yang dimaksud, ternyata nggak ada bus stop. so, kami ke depan crossword yang ada bus stopnya. di sana sudah ada orang yang siap untuk saya tanyai.

Y: "I want to go to pune station, do you know the bus?"
I: "#%&%$#*^%...twenty-six"
Y: nebak-nebak maksudnya sambil menunjuk ke depan. " so the bus goes to that direction?"
I: "yes."

tak berapa lama, satu bus datang. nggak ada nomer yang terbaca alias hindi semua.

Y: "is that?"
I: geleng-geleng, maksudnya bukan.

kami terus memandangi jalan arah sebelah kanan, berharap bus kami segera muncul. 1 menit berlalu...

A: "lho wong mau nang endhi?"
Y: "??"

rupanya yang saya tanyai tidak menunggu bus, dari kejauhan saya lihat dia pergi berdua dengan temannya. yang ditanyai malah pergi, jadi saya menanyakan maksud kepergian kami ke orang lain. kali ini orangnya bisa bahasa inggris dengan baik.

I: "...buses to pune station, twenty-six, xxx (saya lupa), and one-hundred-and-two."
Y: "thanks."

tak lama kemudian, sang bapak juga cabut duluan. rupanya beliau seorang karyawan pabrik. beliau nggak nunggu bus umum, tetapi bus pabrik.
sekitar 2 menit berlalu...

A: "arepe udan.."
Y: menatap langit mendung. "iyo, ndhingaren mendung, aneh.." memang tidak seperti biasanya, soalnya sekarang sedang menuju summer.
A: "lungguh, ya"
Y: "hmm.."

sekitar 10 menit berlalu...

A: "kok gak metu-metu." maksudnya bis yang dituggu nggak muncul-muncul.
Y: "iyo, mbalik ae po?" maksudnya balik ke deccan corner, nunggu bus di dekat sana yang sepertinya memang lebih banyak yang ke MG road.
A: "yo"

akhirnya, sambil sedikit diselingi obrolan tentang musim yang semakin nggak jelas, kami jalan balik dari crossword ke deccan corner. obrolan lain juga tentang 'holy'. hari raya umat hindu dimana dari anak sampai dewasa saling perang air, telur, dan tepung warna yang sepengetahuan saya juga mulai dirayakan jumat ini. btw,sesampai di sana, di dekat lampu merah...

Y: "oleh ta nyegat kene?" saya sedikit ragu soalnya ada orang berseragam, sepertinya polisi.
A: "oleh"

lampu merah menyala, kendaraan berhenti.

Y: "kae paling bise"
A: "iyo"
A: lari."aduh..." tanya ke penumpang yang ada di dekat jendela, "MG road?"
rupanya kaki si aris terantuk potongan besi di trotoar.
I: geleng-geleng yang maksudnya tidak.

lampu merah padam, kendaraan berjalan. tidak sampai 30 detik...

Y: melihat bis yang baru muncul dengan kecepatan tinggi. "kae paling nang MG road"
A: "..."
Y: "gak tepak.."

setelah melewati kami agak jauh, bis berjalan perlahan kemudian berhenti. ternyata jauh di depan ada bus stop.

Y: "eh bise mandeg"
A: "dioyak?"
Y: "ayo"

kami berlari mengejar bis. terbirit-birit, tapi setengah hati. maklum, bis sini biasa berhenti di bus stop nggak sampai setengah menit.

Y: "wahh.." gumamku dalam hati saat bis sudah bergerak.

lari kami pun mulai melambat seolah berputus asa. tiba-tiba...

A: "eh mandeg"
Y: "..."

kami kejar lagi dan alhamdulillah, akhirnya perjuangan tidak sia-sia, dapet bus dan lumayan kosong.

Y: naik bus, "ups.."
A: "mg road?" tanya ke kondektur.
K: "$#@$@^%&^%..." kondektur yang berdiri di ujung koridor bis menyahut sambil berbicara dengan 2 orang penumpang yang duduk di kursi belakang.

Y: "bener ta?"
A: "hoo.."

kami duduk di kursi depan. di belakang, kondektur masih berdialog dengan 2 penumpang.

K: "@#!&^%*)(&&*&&^%..."
P: "%$#@&^%&^%&^(*)*&&^...."
K: "^&%$**&^*^*&^..."
P: "*&)(^%&^%&^^_%$#~!@..."
...

setelah beberapa lama dialog semakin panas, bus berhenti di tengah jalan dengan mesin masih menyala. kendaraan-kendaraan di belakang bersahutan membunyikan klakson.

P: "&^*&$^$%$^%!!!!!..."
K: "^%#$%$#@*&(!!!!!..."

satu dari dua penumpang berdiri dan mendorong kondektur, adu dorong.

P: "&^*&$^$%$^%!!!!!..."
K: "^%#$%$#@*&(!!!!!..."

pak sopir mematikan mesin bis, semakin banyak kendaraan di belakang membunyikan klakson. mungkin sudah membuat kemacetan berpuluh-puluh meter. pak sopir ke belakang sampil berteriak ke penumpang tersebut. beberapa penumpang, termasuk kami menyimak apa yang terjadi, sementara banyak yang lain cuek saja. mungkin hal seperti ini sudah biasa terjadi.

S: "&^*&$^$%$^%!!!!!..."
P: "^%#$%$#@*&(..."

akhirnya 2 penumpang itu turun dari bis. pak sopir kembali lagi, bis berjalan.

Y: "whuufff... penumpang aneh"
A: "kondektur edan"

pak kondektur menghampiri kami, menarik ongkos.

Y: "wis iki wae, ris..." sahutku sambil mengeluarkan uang 20 rupee.
A: "ojo tah.."
Y: ke kondektur, "mg road...", sambil menyodorkan uang.
K: "^%*%$&%#$@$%# ! %^&%%*(&^%*)$#% !", menyodorkan kembali uang yang sudah saya berikan.

bus berhenti

Y: "lho"
A: "..."

kami pun meloncat turun. salah bis.




Related:

Reveals India(1)

Saturday, March 8

Teka-Teki Al-Ghazali

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya :

Soalan pertama
Imam Ghazali : Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Murid 4 : Kaum kerabat

Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI ( Surah Ali-Imran:185) . Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Soalan kedua
Imam Ghazali : Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Murid 4 : Bintang-bintang

Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak
akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari
ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Soalan ketiga
Iman Ghazali : Apa yang paling besar didunia ini ?
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi

Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali
adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.

Soalan keempat
Imam Ghazali : Apa yang paling berat didunia ?
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah

Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.

Soalan kelima
Imam Ghazali : Apa yang paling ringan di dunia ini ?
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Murid 4 : Daun-daun

Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat.

Soalan keenam
Imam Ghazali : Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?
Murid- Murid dengan serentak menjawab : Pedang

Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia
ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati



good one!! direct-copy direct-paste dari arul, dan arul dapet dari milis.

To Beef Or Not To Beef

bukan masalah sara yang ingin saya bahas, hanya sekedar tanggapan saja. heran juga rasanya jika orang hindu makan beef.

well let's have a look , beberapa situs yang pernah saya kunjungi, seperti di sini, bilang kalo:
"Hindus believe that all living things have souls, so almost all Hindus are vegetarians. A vegetarian does not eat meat. Some Hindus are vegan, which means they will not eat any animal products, including eggs and cheese. Other Hindus will eat poultry and fish, but will not eat beef. Cows are particularly sacred to Hindus. It is not unusual to see a cow wandering through the streets of an Indian city."

sapi merupakan hal yang sakral di agama hindu, tetapi herannya, ada juga orang hindu yang sukanya makan beef.

seorang teman yang sudah lama tinggal di pune pernah bilang bahwa bahkan ada beberapa kenalan yang doyan banget sama beef dan mengakuinya secara terbuka. yang aneh lagi, ada rekan kantor, seorang hindu, yang ngajak makan beef.


ada yang salah, saya kurang tahu, mungkin sama seperti fenomena seorang muslim ktp (maaf). tapi yang jelas, sapi, di kalangan ummat hindu termasuk hewan yang disakralkan. meski ummat hindu tidak menyembah sapi, larangan untuk makn daging sapi sudah ada sejak veda ditulis dan masih berlaku di kalangan ummat hindu sampai sekarang.

meski sapi adalah hewan sakral, produk olahan sapi banyak dijual, keju, butter, susu, dahi (yoghurt) banyak dijual. harganya pun lebih murah daripada di indonesia.

Tuesday, February 26

Shot!!

Dibilang hobby, boleh juga.., so hobby gw nambah satu, hehehe. semenjak punya Canon Powershot A570 IS, kamera dua jutaan yang susah amat nyarinya waktu itu (di bogor aja cuman ada satu biji..), jadi deh...


Location: Pune Zoo.


Location: Lonavala, Mumbai-Pune Highway.


Location: Motiram Park, Kothrud.

Thursday, February 14

Korea Saja Bisa, Apalagi Indonesia

Setelah sekian lama, akhirnya nemu artikel bagus, siapa tau bermanfaat....

Korea Saja Bisa, Apalagi Indonesia

Sabtu, 26 januari 2008 | 02:17 WIB

Koh Young Hun

Tiga puluh tahun yang lalu, saya mendengar dari profesor saya di ruang kelas bahwa Indonesia
merupakan negara yang berpotensi tinggi, karena sumber daya alam dan manusianya begitu kaya. Tiga puluh tahun sudah lewat, dan saya sudah menjadi profesor. Saya masih juga mengatakan kepada murid-murid saya bahwa Indonesia negara besar dan berpotensi tinggi dengan alasan yang sama.

Tanggal 19 Desember 2007, rakyat Korea (Korsel) memilih presiden baru, yaitu Lee Myung-bak (biasa disebut MB) yang akan memulai lima tahun masa jabatannya pada 25 Februari mendatang. MB berjanji bahwa dalam masa jabatannya Korea akan lebih maju dengan wawasan 7-4-7, yang berisikan bahwa 7 persen pertumbuhan ekonomi per tahun, 40.000 dollar AS pendapatan per kapita, dan negara ke-7 terbesar dari segi ekonominya (sekarang ke-11 terbesar). Pada hemat saya, Indonesia juga bisa, karena negara ini punya kemampuan.

Ciri utama yang mewarnai negara berkembang, dan merupakan musuh utama yang harus kita kalahkan, ialah kebodohan dan kemalasan yang keduanya adalah cikal bakal yang melahirkan kemiskinan. Karena itu, siapa yang lebih dahulu mampu menghilangkan dua sifat buruk itu, maka dialah yang akan dengan cepat dapat meraih kemajuan dan kemakmuran bangsanya.
Dalam teori pembangunan, sebagaimana ditulis Steven J Rosen dalam bukunya, The Logic of International Relation, dikenal dua aliran pendapat tentang sebab-sebab keterbelakangan negara-negara berkembang, di mana kedua aliran pendapat itu secara prinsip sangat berbeda satu dengan yang lain. Dalam hal ini, Indonesia dan Korea memiliki pandangan yang sama,
yakni menganut paham tradisional; menganggap bahwa proses pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di sebagian besar negara terhambat akibat rendahnya tingkat produktivitas yang berhubungan erat dengan tingginya kemubaziran dan ketidakefisiensian sosial. Aliran ini berpendapat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan mutlak disebabkan faktor-faktor
internal. Istilah Jawa-nya karena salahe dewe.

Adapun aliran yang lain, ialah aliran radikal, memandang kemiskinan dan keterbelakangan
suatu negara (terutama negara ketiga) disebabkan oleh kondisi internasional, yakni adanya eksploitasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang. Namun, dalam hal ini saya beranggapan bahwa teori ini cenderung selalu mencari kambing hitam. Pepatah Melayu-nya, karena awak tak bisa menari, lantai pula yang disalahkan.

Etos Korea
Kita semua tahu bahwa Korea dalam kurun waktu relatif singkat telah menjelma menjadi masyarakat modern, yaitu masyarakat yang telah mampu melepaskan diri dari ketergantungan pada kehidupan agraris. Kemajuan Korea ini telah membuat banyak orang berdecak, terpukau seperti melihat keajaiban sebuah mukjizat. Para pakar bertanya-tanya, resep apa gerangan yang telah membuat bangsa yang terubah menjadi negara dan bangsa yang makmur? Sejak awal tahun 1970-an pihak Pemerintah Korea dalam rangka semangat pembangunan nasional telah berusaha membentuk tipe manusia Korea yang memiliki empat kualitas.

Pertama, ”sikap rajin bekerja”. Lebih menghargai bekerja secara tuntas betapa pun kecilnya pekerjaan itu, tinimbang pidato yang muluk-muluk tetapi tiada pelaksanaannya.

Kedua, ”sikap hemat”, yang tumbuh sebagai buah dari sikap rajin bekerja tadi.

Ketiga, ”sikap self-help”, yang didefinisikan sebagai berusaha mengenali diri sendiri dengan perspektif yang lebih baik, lebih jujur, dan lebih tepat; berusaha mengembangkan sifat mandiri dan rasa percaya diri.

Keempat, kooperasi atau kerja sama, cara untuk mencapai tujuan secara efektif dan rasional, dan mempersatukan individu serta masyarakatnya. Inilah picu laras yang memacu jiwa kerja bangsa Korea.

Bila kita perhatikan, keempat butir nilai itu sesungguhnya adalah nilai luhur bangsa Indonesia. ”Rajin pangkal pandai...” dan ”sedikit bicara banyak kerja” adalah pepatah yang telah mengakar dalam budaya Indonesia. Adapun nilai self-help, mandiri, sudah lama melekat dalam nilai religi sebagian besar masyarakat Indonesia, karena Tuhan Yang Maha Esa dalam Al Quran menyebutkan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu bangsa, kecuali bangsa itu mengubah nasibnya sendiri. Sedangkan setiap usaha mengubah nasib, baik itu membuahkan hasil ataupun tidak, Islam telah memberinya nilai tambah; digolongkan pada perbuatan ibadah.

Sementara sifat yang terakhir, kooperasi, adalah sendi-sendi budaya Indonesia yang amat menonjol. Kooperasi atau gotong royong tetap dipelihara dan dilestarikan.
Burung garuda

Sebagai penutup, saya ingin sedikit mendongeng tentang seekor anak burung garuda yang tertangkap dan dipelihara oleh seorang pemburu. Dari hari ke hari dia hanya bermain di halaman rumah; bersama-sama ayam kampung. Lalu pada suatu hari lewatlah seorang ahli unggas. Sang zoologist itu terkejut.

”Ah!” pikir sang ahli unggas itu terheran-heran. ”Sungguh mengherankan burung garuda itu!” ujarnya kepada pemburu.

”Dia bukan burung garuda lagi. Nenek moyangnya mungkin garuda, tetapi dia kini tidak lebih dari ayam-ayam sayur!” balas sang pemburu mantap.

”Tidak! Menurutku dia burung garuda, dan memang burung garuda!” bantah si ahli unggas itu.
Burung garuda ditangkap, lalu diapungkan ke atas udara. Garuda mengepak, lalu terjatuh.

”Betul, kan?” ujar si pemburu. ”Dia bukan garuda lagi!”

Kembali si ahli unggas itu menangkap garuda, dan mengapungkannya lagi. Kembali garuda mengepak, lalu turun kembali. Si pemburu kembali mencemooh dan semakin yakin garuda telah berubah menjadi ayam.

Dengan penuh penasaran si ahli unggas memegang burung itu, lalu dengan lembut membelai punggungnya, seraya dengan tegas membisikkan: ”Garuda, dalam tubuhmu mengalir darah garuda yang perkasa. Kepakkanlah sayapmu, terbanglah membubung tinggi, lihatlah alam raya yang luas yang amat indah. Terbanglah! Membubunglah!” Burung dilepas, dia mengepak. Semula tampak kaku, kemudian tambah mantap, akhirnya garuda melesat membubung tinggi, karena dia memang garuda.

Nah, barangkali cerita ini ada persamaannya dengan bangsa Indonesia. Bukti kejayaan masa lampau telah membuat mata dunia takjub. Borobudur satu bukti karya perkasa. Kini camkanlah bahwa Anda sekalian mampu, Anda punya kemampuan. Korea saja bisa, apalagi Indonesia.
Koh Young Hun Profesor di Program Studi Melayu-Indonesia, Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea

source : http://www.kompas. com/kompascetak/ read.php?

Friday, January 18

Quote?

Simply i can say..So many people belive in quote of others who have more experience.. so what? Why don't just go and find the most experience one?

For those who follow the path of searching it, i belive, with Allah's will that their answer is:
"...For us Allah sufficient, and He is the best disposer of affairs. " (QS. Ali Imran: 173).

I hope you are the one who say that, ameen.